Suara.com – Ketua DPP PDI-P Ahmed Basara mengatakan Covid-19 adalah tentara hantu. Oleh karena itu, kata dia, diperlukan kerja sama dari semua pihak agar Indonesia bisa keluar dari pandemi COVID-19.
“Hanya dengan gotong royong melawan pasukan hantu Covid-19, bangsa Indonesia akan keluar sebagai pemenang dan membawa bangsa Indonesia kembali hidup normal seperti semula,” kata Basara yang mewakili Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dalam Dialog Antar Agama. Webinar Kebangsaan bertajuk ‘Posisi Sentral Ulama’. Dalam menyemangati masyarakat agar berhasil menghadapi wabah yang hampir mewabah, Rabu (18/8/2021).
Basara mengatakan salah satu nilai dalam Pancasila adalah gotong royong dan terbukti menjadi nilai yang hidup dalam karakter bangsa Indonesia. Gerakan gotong royong dianggap sebagai modal masyarakat dalam menghadapi Covid-19.
“Modal ideologis, modal sosial bangsa Indonesia ini, merupakan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa untuk membantu pemerintah khususnya Menteri Agama Republik Indonesia mengerahkan kekuatan umat beragama di Indonesia untuk menghadapi COVID-19 pandemi.”
Baca juga:
Kasus Covid-19 di Kaltim menurun, 638 kasus dengan 1.656 pasien identik
Tidak hanya itu, Basra mengatakan kebijakan perluasan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 bukanlah kebijakan yang populer. Namun dia mengatakan pemerintah harus mengambil kebijakan ini untuk mengendalikan Covid-19.
“Tentu saja ini bukan kebijakan yang populer, kita menghadapi intrusi tak terlihat yang hanya bisa dicegah saat ini dengan membatasi interaksi manusia,” katanya.
Wakil Ketua MPR mengatakan, menurut hukum alam, tidak boleh membunuh warga sipil seperti tenaga kesehatan, anak-anak, dan orang tua dengan perak. Namun berbeda dengan Covid-19, yang tidak ada yang tahu.
Selain itu, Basara mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden telah mengatakan bahwa wabah Covid-19 telah menewaskan lebih banyak orang Amerika daripada semua perang yang terjadi selama 100 tahun terakhir.
“Serangan Covid-19 ini tidak mengenal negara atau negara kecil, negara kaya atau negara miskin. Serangan Covid-19 ini juga tidak mengenal pangkat, tidak mengenal profesi, tidak mengenal usia, atau apakah mengenal ras, agama, atau suku,” katanya, atau antar golongan.
Baca juga:
Warga Bekasi mengeluhkan kesalahan penulisan akta vaksinasi tahun lahir
Pada kesempatan yang sama, Menteri Agama Yaqut Shalil Qamas juga menyebutkan bahwa COVID-19 adalah tentara yang menyamar. Dia mengatakan, jika Covid-19 terlihat, maka akan mudah untuk dilawan.
Related posts:
Vial dan jarum suntik medis...
Mark Zuckerberg di Meta Sto...
Siddique Kappan, yang mengh...
...
...
...
Ramalannya menunjukkan pasa...